Profil Desa Jenggawur

Ketahui informasi secara rinci Desa Jenggawur mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jenggawur

Tentang Kami

Jelajahi Desa Jenggawur di Banjarnegara, lumbung pangan yang terkenal dengan beras berkualitas dan festival seni budaya "Jenggawur Art Festival". Temukan potensi ekonomi dari pertanian, kerajinan bambu, dan BUMDes "Bangun Rejo" yang inovatif di jantung Ja

  • Lumbung Pangan Unggulan

    Desa Jenggawur dikenal sebagai salah satu produsen utama "Beras Jenggawur" berkualitas di Banjarnegara, dengan beberapa petani masih mempertahankan tradisi bajak kerbau yang khas.

  • Pusat Ekonomi Kreatif

    Melalui BUMDes "Bangun Rejo", desa ini berhasil mengembangkan unit usaha perdagangan, jasa keuangan, dan internet, serta memiliki potensi besar dalam kerajinan bambu dan tanah liat.

  • Identitas Budaya yang Kuat

    Jenggawur menjadi tuan rumah "Jenggawur Art Festival" setiap tahunnya, sebuah perhelatan akbar yang memadukan tradisi agraris, seni pertunjukan, dan sejarah desa dalam satu panggung kolaboratif.

Pasang Disini

Terletak di antara perbukitan subur Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Jenggawur mengukuhkan identitasnya sebagai salah satu lumbung pangan utama sekaligus pusat denyut kebudayaan yang dinamis. Dengan topografi yang didominasi oleh lahan persawahan produktif dan potensi alam yang melimpah, Jenggawur tidak hanya menjadi pemasok beras berkualitas, tetapi juga rumah bagi tradisi agraris yang berpadu dengan inovasi ekonomi dan gelaran seni yang memikat.

Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa Pranyoto ini terus berbenah, memanfaatkan statusnya sebagai desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) "Maju" untuk menggerakkan roda perekonomian lokal dan melestarikan warisan budayanya. Jenggawur menjadi contoh nyata bagaimana potensi desa dapat dioptimalkan melalui sinergi antara pemerintah desa, kelembagaan lokal seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan partisipasi aktif masyarakatnya. Letaknya yang strategis di jalur kabupaten menjadikan desa ini sebagai entitas yang terus tumbuh dan berkembang.

Kondisi Geografis dan Demografi

Secara geografis, Desa Jenggawur berada di wilayah Kecamatan Banjarmangu. Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, luas wilayah Desa Jenggawur tercatat seluas 1,73 km². Wilayah ini berbatasan langsung dengan desa-desa lain di dalam maupun di luar kecamatan, menjadikannya terhubung dengan dinamika kawasan sekitarnya. Adapun batas-batas administratif Desa Jenggawur ialah:

Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Banjarkulon

Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Banjarmangu

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Banjarnegara

Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Linggasari dan Desa Gumingsir

Menurut data kependudukan yang dirilis oleh situs resmi desa pada tahun 2024, jumlah penduduk Desa Jenggawur mencapai 2.858 jiwa. Dengan luas wilayah 1.73 km², maka kepadatan penduduk di desa ini diperkirakan mencapai 1.652 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi dan pemanfaatan lahan yang intensif, terutama untuk pertanian dan perumahan. Komposisi penduduk yang dinamis menjadi modal sosial yang penting bagi pembangunan desa.

Lumbung Pangan dan Penggerak Ekonomi Lokal

Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Jenggawur. Hamparan sawah yang subur menjadikan desa ini sebagai salah satu produsen beras unggulan di Kabupaten Banjarnegara. "Beras Jenggawur" telah menjadi jenama lokal yang dikenal akan kualitasnya. Keunikan dari praktik pertanian di sini yaitu masih bertahannya penggunaan bajak yang ditarik kerbau oleh sebagian petani. Di tengah modernisasi alat pertanian, pemandangan ini menjadi simbol kearifan lokal yang terjaga. Para petani meyakini, selain lebih ramah lingkungan, bajak kerbau mampu mengolah tanah lebih dalam dan kotoran ternak yang jatuh langsung berfungsi sebagai pupuk organik alami, yang pada akhirnya meningkatkan kesuburan lahan.

Potensi ekonomi desa tidak berhenti pada padi. Data dari pemerintah kecamatan menunjukkan adanya potensi lain yang signifikan. Sektor perkebunan menghasilkan komoditas seperti salak, durian, kelapa dan kapulaga. Selain itu, Jenggawur juga teridentifikasi memiliki potensi sumber daya alam berupa tanah liat, yang membuka peluang bagi industri kerajinan gerabah atau bahan bangunan di masa depan.

Untuk mengelola dan mengembangkan potensi ini, Pemerintah Desa Jenggawur mengandalkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Bangun Rejo". Didirikan pada tahun 2017 dan telah berbadan hukum, BUMDes ini menjadi motor penggerak ekonomi desa. Unit usahanya mencakup beberapa sektor vital, di antaranya:

1. Perdagangan

BUMDes "Bangun Rejo" secara aktif memasarkan produk unggulan desa, terutama "Beras Jenggawur", memastikan hasil panen petani memiliki akses pasar yang lebih luas dan harga yang kompetitif.

2. Jasa Keuangan

Melalui unit layanan perbankan seperti BRI Link, BUMDes mempermudah akses warga terhadap transaksi keuangan tanpa harus menempuh perjalanan jauh ke pusat kota. Layanan ini sangat membantu dalam meningkatkan inklusi keuangan di tingkat desa.

3. Penyediaan Internet

Menjawab kebutuhan era digital, BUMDes juga menyediakan layanan internet bagi masyarakat, mendukung kegiatan pendidikan, ekonomi, dan komunikasi warga.

Selain pertanian, kerajinan bambu juga menjadi salah satu potensi ekonomi kreatif yang tercatat. Produk seperti tampah, irig (alat untuk menampi beras), dan keranjang dawet merupakan hasil karya tangan-tangan terampil warga Jenggawur, meneruskan tradisi anyaman yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Jenggawur Art Festival: Panggung Ekspresi Budaya dan Sejarah

Salah satu daya tarik utama dan penanda identitas Desa Jenggawur yaitu perhelatan akbar tahunan bernama "Jenggawur Art Festival" atau Jeart. Acara yang digagas sejak tahun 2018 ini merupakan wujud gotong royong dan rasa syukur masyarakat atas hasil bumi yang melimpah. Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga medium untuk merawat ingatan sejarah dan memperkenalkan seluruh potensi desa kepada khalayak luas.

Tema yang diusung setiap tahunnya mencerminkan semangat kolektif warga, seperti "Nyawiji Migunani" (Bersatu Memberi Manfaat). Rangkaian acara dalam Jenggawur Art Festival sangat beragam dan sarat akan nilai-nilai budaya, di antaranya:

Kirab Pari

Sebuah prosesi arak-arakan hasil bumi, terutama padi, yang menjadi simbol utama kemakmuran desa. Kirab ini menjadi wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang melimpah.

Pasar Beras Jenggawur

Selama festival berlangsung, dibuka pasar khusus yang menjual beras asli Jenggawur langsung dari para petani. Ini menjadi kesempatan bagi pengunjung untuk mendapatkan produk unggulan desa dengan kualitas terbaik.

Pertunjukan Seni Tradisi

Berbagai kelompok seni dari dalam dan luar desa menampilkan kebolehannya, mulai dari tari-tarian tradisional, musik, hingga teater rakyat. Panggung ini menjadi ruang ekspresi bagi para seniman lokal dari berbagai generasi.

Tasyakuran Hari Jadi Desa

Festival ini juga menjadi momentum untuk memperingati hari jadi desa. Momen ini seringkali diisi dengan doa bersama dan refleksi sejarah, yang menurut catatan di situs desa, memiliki kaitan dengan era perjuangan Pangeran Diponegoro.

Jenggawur Art Festival telah masuk dalam kalender event pariwisata Provinsi Jawa Tengah, menandakan pengakuan atas kualitas dan keunikan acara ini. Festival ini secara efektif memadukan sektor pertanian, budaya, dan pariwisata, menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi masyarakat Jenggawur.

Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Sebagai desa berstatus "Maju", Jenggawur di bawah kepemimpinan Kepala Desa Pranyoto terus mengoptimalkan pembangunan di berbagai bidang. Pemerintah desa secara aktif menjalankan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan publik. Pembinaan kelembagaan masyarakat seperti RT, RW, PKK, dan Karang Taruna secara rutin dilaksanakan untuk memperkuat partisipasi warga dalam setiap tahap pembangunan.

Di bidang pendidikan, desa ini telah dilengkapi dengan fasilitas sekolah dasar, seperti SD Negeri 1 Jenggawur dan SD Negeri 3 Jenggawur, yang menjadi pusat pendidikan dasar bagi anak-anak di desa tersebut. Kehadiran lembaga pendidikan ini sangat vital dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul di masa depan. Di sektor kesehatan, layanan Posyandu aktif berjalan untuk memantau kesehatan ibu dan anak, memastikan generasi penerus dapat tumbuh dengan baik.

Dengan semangat gotong royong yang tercermin dalam festival budayanya dan inovasi ekonomi yang digerakkan oleh BUMDes, Desa Jenggawur menunjukkan wajah desa yang tangguh dan adaptif. Desa ini membuktikan bahwa dengan pengelolaan potensi yang tepat, sebuah desa tidak hanya mampu mandiri secara ekonomi, tetapi juga bangga dengan akar budaya dan sejarahnya.